Kamis, 22 November 2012




Asal-Usul Bawang Goreng

          Alkisah di negeri antah berantah, hiduplah seekor rusa yang sangat anggun nan menawan. Bulu-bulunya halus seperti sutera. Suatu hari saat rusa itu sedang makan rumput ditepi sungai, dia bertemu dengan bawang putih yang ingin mencuci baju.
          “Hei, Bawang Putih. Kamu mau kemana?” Tanya rusa.
          “Aku mau nyuci baju nih, rusa.” Jawab Bawang Putih.
          “Jangan. Kamu jangan mencuci baju di sungai, berbahaya. Sungai itu banyak buaya yang sangat buas.” Cegah rusa.
          “Nyuci di sungai? Siapa yang mau nyuci baju di sungai rusa kecil? Aku mau nyuci di Laundri dekat sungai itu.” Kata bawang putih seraya menunjuk sebuah Laundri yang penuh orang.
          “Astaga . . .” Kata rusa kaget.
Bawang Putih pun pergi meninggalkan rusa sendirian. Tanpa disadari oleh rusa, dari balik semak-semak seorang pemburu tua sedang membidiknya dengan sebuah panah terhunus. Pemburu tua itu membidik kepala si rusa. Saat hendak melepaskan anak panahnya, sebuah suara entah dari mana asalnya mencegah si pemburu untuk memanah rusa.
          “Hey kamu, pemburu tua. Mau apa kamu di hutanku ini hah?” Kata suara itu membentak.
          “Eh, suara siapa itu? Dimana kamu hah?” Kata pemburu kaget dan ketakutan.
          “Kamu nggak perlu tau siapa aku, yang jelas aku ini sangat hebat. Aku peringatkan kepadamu, jika kau berani memanah rusa itu, kau akan menyesal.” Lanjut suara itu.
          “Menyesal? Hah aku gak percaya. Itu hanya rusa biasa dan akan menjadi santapanku.” Bantah pemburu.
          Akhirnya si pemburu tua tetap akan memanah rusa itu. Dia melepaskan anak panahnya yang tepat mengenai kepala rusa itu. Tapi, ternyata anak panah itu tidak menancap di kepala rusa itu dan malah terlempar. Sedangkan si rusa masih berdiri kokoh dan tak bergeming sedikitpun.
          “Lhoo… kok nggak mempan? Rusa sakti nih.” Kata pemburu sambil mendekat.
Si rusa masih tidak bergerak. Karena penasaran si pemburu mencoba mendekati rusa itu. Setelah sangat dekat, betapa kagetnya si pemburu itu ketika mendapati buruannya adalah patung rusa yang berdiri di tengah hutan.
          “Hahahaha . . . . Bener kan. Dibilangin ngeyel sih.” Kata suara asing tadi.
          “Ohh . . . sial.” Gerutu si pemburu tua itu.
Dengan sangat kesal pemburu itu pulang dengan tangan hampa. Ditengah perjalanan pulangnya, ia bertemu dengan anak Pramuka yang sedang berkemah. Untuk mengusir rasa galaunya, akhirnya dia bergabung dengan kelompok Pramuka tersebut. Mereka mengumpulkan kayu bakar bersama untuk membuat api unggun. Setelah api unggun dinyalakan, mereka berjoget dan menari bersama. Lama kelamaan bosan juga, dan akhirnya bereka berhenti untuk mendengarkan cerita dari pemburu tua itu.
          “Hey anak-anak, sini-sini kakek mau cerita sama kalian.” Kata pemburu itu.
          Akhirnya semua berkumpul dan mendengarkan cerita dengan seksama. “Kali ini kakek mau bercerita tentang “Asal-Usul Bawang Goreng. . . .” Pemburu itu mengawali ceritanya. Sambutan riuh tepuk tangan dari para penonton pun bergemuruh layaknya dalam acara SEAGAMES yang sangat seru.
          “Dahulu kala, hidup seorang janda yang tidak memiliki anak. Karena sangat pengennya anak, dia meminta kepada raksasa yang jahat untuk memberinya seorang anak. Si raksasa mau melakukannya asal dengan satu syarat, saat anak itu berumur 17 tahun janda itu harus mengembalikan kepadanya. Janda itu pun menyetujuinya. Akhirnya raksasa itu memberikan sebuah Bawang Bombay raksasa untuk dibawa pulang. Saat di rumah janda itu segera buru-buru membuka bawang itu dan menemukan seorang bayi perempuan di dalamnya. Dan dia di beri nama, Bawang Bombay.” Cerita pemburu itu panjang lebar.
          “Sekarang Bawang Bombay sudah beranjak tumbuh dewasa. Dia menjadi seorang gadis belia yang cantik jelita nan elok perilakunya. Ibunya sungguh tak rela jika dia harus menyerahkan Bawang Bombay ke raksasa jahat itu. Tapi bagaimana dia akan melawannya? Di suatu malam yang sunyi, Ibu janda itu sedang bersantai di teras rumahnya yang kecil dan sempit. Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki dari arah hutan dan menuju ke arahnya. Dia begitu ketakutan, dan setelah pemilik kaki itu berada di hadapannya, dia sangat kaget dan takut. Raksasa itu meminta Bawang Bombay diserahkan kepadanya. Dengan ketakutan janda itu membuat alasan bahwa Bawang Bombay masih tidur dan tidak bisa di ganggu. Dia meminta raksasa datang lagi besok.”
          “Keesokan harinya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Kali ini janda itu beralasan bahwa Bawang Bombay masih sakit dan gejalanya mirip dengan HIV/AIDS. Ia ingin raksasa menunggu sampai Bawang Bombay sembuh total dan baru boleh dibawa. Akhirnya raksasa itu pergi dengan marah-marah. Janda itu sangat bingung bagaimana menjelaskan ini semua kepada Bawang Bombay anaknya.”
          “Kini bawang Bombay sudah berumur 20 tahun. karena sudah habis kesabarannya, raksasa itu pun segera mengambil Bawang Bombay. Suatu malam yang sangat dingin, kabut tebal menyelimuti bumi. Suara jangkrik bersahutan bak paduan suara yang menggelar konser tunggal. Bayangan hitam muncul dari semak belukar yang sangat tinggi menuju sebuah gubuk kecil yang sudah reyot. Dia adalah raksasa yang sudah kehabisan kesabaran untuk menunggu Bawang Bombay. Malam itu dia ingin segera memakan Bawang Bombay. Dari balik jendela kamar, dia mengintip Bawang Bombay yang sedang tidur terlelap dalam mimpi bahagia yang semu. Diraihnya Bawang Bombay dengan tangan kanannya dan melahap gadis malang tersebut dengan rakusnya.”
          “Tiba-tiba keluar seseorang dari dalam gubuk karena mendengar kegaduhan. Dan betapa kagetnya dia ketika melihat raksasa yang sangat besar melebihi gubuknya sedang memakan sesuatu. Saat raksasa menoleh, dia dua kali lipat lebih kaget ketika yang dilihatnya adalah bawang Bombay. Lalu yang dimakannya itu siapa? Ternyata itu adalah ibu janda yang menyusup ke kamar Bawang Bombay demi melindungi anaknya. Karena yang dimakan adalah seorang janda tua yang sudah peyot, raksasa itu tersedak dan akhirnya mati dalam keadaan KAFIR.”
          “Betapa sedihnya Bawang Bombay melihat ibunya yang kini hanya tersisa kaki kanannya dan sobekan daster kumel yang jarang dicuci. Dia menangis terisak ditengah kegelapan malam. Mungkin, hari itu dialah wanita paling bersedih di dunia karena ditinggal pergi ibunya untuk selamanya.” T_T :’(
          Kokok ayam terdengar sangat keras membangunkan Bawang Bombay dari mimpi buruknya semalam. Dia langsung berlari kesana-kemari mencari ibunya, tetapi dia tidak menemukannya. Dia pun menangis tersedu-sedu dengan ingus yang bergelantungan. Tiba-tiba terdengar sebuah bunyi musik keroncong yang mendayu-dayu. Ternyata itu suara perut Bawang Bombay yang sudah sangat kelaparan. Semangatnya kembali terisi untuk segera mencari makanan apa saja yang bisa di lahapnya, saking semangatnya sampe rumput yang diinjaknya pun gosong. Kini dia berlari kesana-kemari mencari makanan. Dia ingin membuat nasi goreng special ala Farah Queen dengan taburan keju disetiap suapannya dan balutan mayones di butir-butir nasinya. Bawang Bombay mulai menyiapkan bahan-bahan utuk membuat nasi goreng. Dengan susah payah Bawang Bombay memasak nasi goreng itu, tetapi masih ada satu bumbu yang kurang sehingga rasa nasi goreng itu menjadi hambar dan kurang sedap. Bawang Bombay kebingungan mencari bumbu apa itu. Karena kebingungan, dia lupa mematikan kompornya dan akhirnya tabung LPG yang digunakan untuk memasak meledak dan rumah Bawang Bombay terbakar. Bawang Bombay yang tidak bisa menyelamatkan diri panik dan terpeleset kulit pisang ambon dan terpelanting kearah wajan penggorengan yang penuh dengan minyak panas. Serta merta Bawang Bombay menjadi Bawang Goreng. Kini nasi goreng itu menjadi sangat nikmat dengan taburan Bawang Goreng di atasnya. Dan hingga sekarang setiap nasi goreng pasti di bubuhi dengan taburan Bawang Goreng yang sangat nikmat. Itulah cerita asal-usul Bawang Goreng yang sangat melegenda.” Kata pemburu tua itu mengakhiri ceritanya yang sangat panjang. Tanpa di sadari, semua anak-anak sudah terlelap dan pemburu itu pun juga tidur untuk mengisi tenaganya yang habis untuk berburu hari itu.
THE END.

          Cerita ini hanya karangan serta fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, peristiwa dan lokasi hanya merupakan kebetulan tanpa ada unsur kesengajaan dari penulis naskah “Asal-usul Bawang Goreng”



Bojonegoro,  08 Oktober 2012



PENULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar